Generasi Milenials Generasi Cerdas Digital
April 24, 2018 ![]() |
Sumber foto : https://rumahmillennials.com/siapa-itu-generasi-millenials/ |
Aku pernah berseloroh iseng kepada seorang teman "yeee
dasar anak milenials" eh dianya malah marah-marah enggak terima karena enggak
mau dibilang anak milenals padahal kesehariannya lekat dengan gadget, berhaha
hihi, chit chat di sosial media bukan hal yang tabu baginya...ketika ku tanya,
kenapa enggak mau dibilang anak milenias?
“Soalnya anak milenials itu yaa gitu, pemales, anti sosial,
maunya serba instant, enggak tahu sopan santun sama orangtua.”
“Emang kamu sendiri enggak gitu?”
“Dikiiiit, tapi aku enggak mau jadi anak milenials”
jawabnya. Kalau diterusin bisa jadi panjang dan ujungnya bertengkar, namun mendengar
kalimatnya itu akhirnya aku merenung berkepanjangan. Sebenarnya bukan hanya dia
saja yang berpendapat buruk tentang generasi milenials, ada banyak, lebih
seringnya orang tua yang lahir di era tahun 60an yang sering membandingkan anak
muda jaman dahulu dengan sekarang, dari segi kedewasaan, kematangan dalam
berpikir dan kemapanan dalam segi finansial.
Milenials dianggap hobi bersenang-senang, kerjaan update status
muluuuuuk, kerjaan enggak pernah beres, eksis no satu! Hahaha iya sih :D
Nah dari situ aku berpikir. Sebenernya dibalik tingkah anak
milenials itu apa sih yang melatarbelakangi? Ada apa dibalik segala laku yang
dianggap negative kebanyakan orang. Bahkan pekarangan rumah pun sekarang sepi
oleh anak-anak bermain, mereka sibuk mencari wifi terdekat, berkumpul bersama
dengan teman sambil membawa gadget masing-masing, bergerombol mencari sinyal
wifi yang kenceng. Berbeda dengan jaman aku kecil, waktu itu masih tahun 95an
main petak umpet dan sebangsa mainan tradisional lainnya masih eksis. Sekarang say
goodbye tinggal cerita.
Kemarin lebih tepatnya tanggal 18 April 2018 bertempat di SD
01 Ketintang Surabaya Citi Indonesia melalui payung kegiatan kemasyarakatan
Citi Peka kepanjangan dari Peduli dan Berkarya bersama Prestasi Junior
mengadakan Citi Parenting Talk Show berjudul Didik Anak Jadi Generasi Cerdas
Digital. Di sana membahas semua kegalauanku tentang anak milenials yang hidup
di era digital, dibahas tuntas oleh psikolog handal yang cantik, ramah dan
sering muncul di layar kaca,. siapa itu? Yap! Verauli. Ia sering muncul di trans TV dalam acara Curahan Hati Perempuan bersama Oki Setiana Dewi.
namun sebelum sang bintang datang, acara dibuka oleh kepala sekolah SDN 01 Ketintang dan management Advisor Prestasi Junior Indonesia, Robert Gardiner yang mahir berbahasa Indonesia.
![]() |
Robert Gardiner bersama host dari Citi Indonesia |
![]() |
Revauli sedang memberikan materi edukasi tentang Anak dan Era Digital |
Verauli datang di sela-sela host mempersilakan, seluruh peserta heboh sampai salah satu blogger pun tururt heboh karena sering stalking Instagramnya. "Ya Allah Verauliiiii akhirnya ketemuuuu" ucapnya sambil mengambil foto.
Setelah memperkenalkan diri dan host membacakan curiculum vitae pemateri, Verauli mempersilakan peserta berdiri dan berselfie, semua peserta (wali murid siswa kelas 3,4,5) yang mayoritas ibu-ibu jadi heboh, meski ada beberapa bapak-bapak mereka semua mengikuti instruksi dari Verauli untuk berselfie dengan riang meski agak malu-malu.
Verauli mengungkap bahwa generasi milenial dimulai dari tahun 1980-200an, generasi dimana digital telah masuk dan berkembang dalam aktivitas sehari-hari. kenana-mana bawanya gadget, gadget sudah seperti belahan jiwa yang harus senantiasa dibawa.
Sebuah penelitian multi nasional mengenai tingkat keamanan anak di dunia maya yang dilakukan oleh DQ Institute dan World Economic Forum di 29 negara menunjukkan rata-rata 71% anak usia 8-12 tahun di Indonesia beresiko terpapar bahaya siber, seperti penindasan di dunia maya, kecanduan video game, online grooming, dan pelecehan seksual.
Namun bagaimanapun juga resikonya kita sebagai orang tua tidak bisa menghindari atau melarang anak menggunakan gadget, yang ada anak akan memberontak dan diam-diam di luar sana mengakses teknologi lalu terpapar informasi negatif yang tak diinginkan, jika smartphone makin pintar, maka orangtua pun harus semakin bijak. mengatur waktu yang tepat dan batasi durasi pemakaian smartphone oleh anak-anak. saat anak mengerjakan PR, ajak mereka untuk mencari materi atau contoh tambahan dari internet. bersikap terbuka dan positif adalah kunci agar anak-anak dapat berkembang dengan baik bersama kemajuan teknologi. ungkap Verauli.
Menerapkan positif comunication dengan cara seing-sering mengungkapkan kalimat cinta, mengajarkan anak bahwa cinta itu tidak bersyarat. misalkan, ah enggak mandi nih enggak sayang ah. kelak ketika besar anak akan menyadari oo kalau aku mandi baru aku disayang Ibu, kalau nilaiku jelek Ibu enggak sayang aku tapi begitu nilaiku bagus mereka menyayangiku. sering memberi kalimat apresiasi seperti terima kasih yaa sudah jadi kebanggan Ibu. Imbuhnya.
Satu jam tanpa terasa telah berlalu, ada tiga peserta yang mengajukan pertanyaan seputar materi, kebanyakan mereka mengeluhkan anak-anaknya yang ketagihan main gadget, kemudian Verauli menjawab. Wajar karena kita berada di era digital, tugas orangtua terus mengawasi dan menjaga agar tidak mendapat informasi negatif.
Acara dilanjutkan dengan bermain games bersama-sama siswa-siswi SD01 Ketintang. Setiap siswa difasilitasi sebuah tablet yang dapat digunakan untuk belajar interaktif serta berkelompok. pada penyelenggaraan progam, tim dari #Prestasi Junior Indonesia dan para karyawan #CitiBankIndonesia yang tergabung dalam Citi Volunteers terlibat aktif dalam membantu para siswa dalam menyelesaikan modul melalui tablet. progam ini diharapkan dapat memotivasi para orangtua untuk mendidik anak-anak mereka menjadi generasi yang cerdas finansial sekaligus cerdas digital di masa mendatang.
Setelah memperkenalkan diri dan host membacakan curiculum vitae pemateri, Verauli mempersilakan peserta berdiri dan berselfie, semua peserta (wali murid siswa kelas 3,4,5) yang mayoritas ibu-ibu jadi heboh, meski ada beberapa bapak-bapak mereka semua mengikuti instruksi dari Verauli untuk berselfie dengan riang meski agak malu-malu.
![]() |
Selfie bersama-sama. |
Sebuah penelitian multi nasional mengenai tingkat keamanan anak di dunia maya yang dilakukan oleh DQ Institute dan World Economic Forum di 29 negara menunjukkan rata-rata 71% anak usia 8-12 tahun di Indonesia beresiko terpapar bahaya siber, seperti penindasan di dunia maya, kecanduan video game, online grooming, dan pelecehan seksual.
Namun bagaimanapun juga resikonya kita sebagai orang tua tidak bisa menghindari atau melarang anak menggunakan gadget, yang ada anak akan memberontak dan diam-diam di luar sana mengakses teknologi lalu terpapar informasi negatif yang tak diinginkan, jika smartphone makin pintar, maka orangtua pun harus semakin bijak. mengatur waktu yang tepat dan batasi durasi pemakaian smartphone oleh anak-anak. saat anak mengerjakan PR, ajak mereka untuk mencari materi atau contoh tambahan dari internet. bersikap terbuka dan positif adalah kunci agar anak-anak dapat berkembang dengan baik bersama kemajuan teknologi. ungkap Verauli.
Menerapkan positif comunication dengan cara seing-sering mengungkapkan kalimat cinta, mengajarkan anak bahwa cinta itu tidak bersyarat. misalkan, ah enggak mandi nih enggak sayang ah. kelak ketika besar anak akan menyadari oo kalau aku mandi baru aku disayang Ibu, kalau nilaiku jelek Ibu enggak sayang aku tapi begitu nilaiku bagus mereka menyayangiku. sering memberi kalimat apresiasi seperti terima kasih yaa sudah jadi kebanggan Ibu. Imbuhnya.
![]() |
wali murid tengah asik menyimak materi |
![]() |
Verauli bersama Management Advisor Prestasi Junior Indonesia Robert Gardiner |
![]() |
Robert Gardiner, Verauli, Kepala sekolah SD01Ketintang |
![]() |
acara ditutup dengan foto bersama-sama |
![]() |
Bersama seluruh peserta, teman-teman media dan blogger |
![]() |
Main sambil belajar anak milenials bangeeet |
![]() |
Kakak dari Prestasi Junior sedang semangat memberikan pengarahan kepada adik-adik SDN01 Ketintang |
![]() |
Adek-adek asyik sekali menyimak penjelasan dari salah satu kaka dari Prestasi Junior Indonesia |
![]() |
Didik Anak Jadi Generasi Cerdas Digital di SDN01 Ketintang |
Kegiatan ini merupakan rangkaian progam edukasi "Digital Financial Literacy for Children yang telah memasuki tahun implementasi kedua dan dimulai sejak Oktober 2017. progam yang didukung pendanaan dari Citi Foundation ini berhasil melibatkan 2.947 siswa dari 12 sekolah dasar lima kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Denpasar. melalui progam edukasi keuangan berbasis digital yang melibatkan anak dan orangtua, Citi Indonesia bersama Prestasi Junior Indonesia ingin meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keuangan masyarakat sekaligus membangun kesadaran positif penggunaan teknologi sejak dini.
Terima kasih Citi bank Indonesia dan Prestasi Junior telah menyelenggarakan acara yang sangat dinanti nanti
Eniwei apa sih Prestasi Junior itu? Nah yang ini baru saya bahas sekarang. Prestasi Junior adalah anggota organisasi non profit terbesar di dunia, junior achievement worldwide yang berfokus pada pendidikan kewirausahaan, kesiapan kerja dan kesadaran finansial. Organisasi ini memiliki 27 progam untuk siswa, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, dan memberikan kesempatan bagi para profesional bisnis untuk dapat terlibat dalam pendidikan generasi muda Indonesia.
Tentang Citi Bank Indonesia merupakan cabang dari Citibank N.A., New York, USA. Di Indonesia telah bediri sejak tahun 1968 dan merupakan salah satu bank jaringan internasional terbesar di negara ini. Citi bank mengoperasikan 10 cabang di enam kota besar, Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan dan Denpasar.
#prestasijunior #PJI #PrestasiJuniorIndonesia #CitiBank #Citi #CitiPeka #CitiPeduliBerkarya #ParentingTalkshow #DidikAnakJadiCerdasDigital #Peduli #MilenialsCerdasDigital
Terima kasih Citi bank Indonesia dan Prestasi Junior telah menyelenggarakan acara yang sangat dinanti nanti
![]() |
antusiasme peserta Talk Show Parenting Didik Anak Jadi Generasi Cerdas Digital |
![]() |
Verauli bersama salah satu wali murid yang sedang mengajukan pertanyaan |
![]() |
Verauli, tiga orang peserta yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar, Robert Gardiner |
![]() |
slide presentation tentang penggunaan teknologi digital |
![]() |
slide presentation mengenal positive parenting |
![]() |
Prestasi Junior bersama siswa-siswi |
Eniwei apa sih Prestasi Junior itu? Nah yang ini baru saya bahas sekarang. Prestasi Junior adalah anggota organisasi non profit terbesar di dunia, junior achievement worldwide yang berfokus pada pendidikan kewirausahaan, kesiapan kerja dan kesadaran finansial. Organisasi ini memiliki 27 progam untuk siswa, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, dan memberikan kesempatan bagi para profesional bisnis untuk dapat terlibat dalam pendidikan generasi muda Indonesia.
Tentang Citi Bank Indonesia merupakan cabang dari Citibank N.A., New York, USA. Di Indonesia telah bediri sejak tahun 1968 dan merupakan salah satu bank jaringan internasional terbesar di negara ini. Citi bank mengoperasikan 10 cabang di enam kota besar, Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan dan Denpasar.
![]() |
Didik Anak Jadi Generasi Cerdas Digital |
![]() |
Gerbang SDN01Ketintang |
![]() |
poster di lorong menuju kelas SD01Ketintang |
![]() |
Citi Peka. Peduli sesama, berkarya bersama. |
![]() |
Verauli sebelum memberikan materi |
![]() |
Host selama talkshow berlangsung yang asik dan baik hati. |
#prestasijunior #PJI #PrestasiJuniorIndonesia #CitiBank #Citi #CitiPeka #CitiPeduliBerkarya #ParentingTalkshow #DidikAnakJadiCerdasDigital #Peduli #MilenialsCerdasDigital
12 comments
Mantap.. berbagi ilmu ma berbagai kalangan..
BalasHapushahaha iyaa Mbak.... begitulah sejatinnya hidup. berbagi.
HapusSekarang mudahnya ngajarin anak finansial
BalasHapusbetuul Kang... jualan online lumayaaan.
HapusKeren banget nih ilmunya jadi tahu ya cerdas finansial untuk siswa
BalasHapusIyaa Mbak... manfaatin sosial media dg sebaik-baiknyaa
HapusJadi bener dong generasi milenial adalah generasi para gadgeters wkwkwkw..
BalasHapusiyaa beneer hehehe.. asal pinter2 aja manfaatinnya
HapusLayak diterapkan di lingkungan Forum Lingkar Pena aja 😃
BalasHapusPeran blogger sangat penting disini mbak... karena para blogger adalah pejuang literasi digital 😊😊 untuk selalu memberikan yang terbaik untuk Indonesia
BalasHapusgadget saat ini memang tak bisa lepas dari kehidupan kita. tinggal kitanya yang pintar-pintar memanfaatkannya
BalasHapusThe conservative state’s unlikely launch of an uncapped, digital sports betting market excited trade stakeholders, but different restrictions may damage its potential. South Dakota legalized sports betting in November 2020 as part of of} a ballot initiative and lawmakers passed retail-only authorization for Deadwood casinos and certain tribal gaming 1xbet facilities. Thanks to a restricted exemption in the federal sports betting ban that allowed it to supply parlay playing cards, Oregon officers determined the state lottery may start taking bets and not using a|with no} separate act of the legislature. The state lottery app took its first bet in 2019, but with only one legal cellular wagering choice, it has not been place to} match aggressive markets.
BalasHapusMakasih sudah main, ambil yang baik-baik dari postingan ini, yang jelek tinggal ngopi aja..