Tayangan Wisata Kuliner yang Kurang Menggugah

April 22, 2018



Kepada seluruh stasiun tv ini adalah isi hati dari penggemar acara kuliner Pak Bondan Winarno yang sampai sekarang masih susah gagal move on, sesusah mencintai dalam diam lalu tiba-tiba doi sebar undangan #eaaaa
            Mendapat jabatan sebagai foodies tidaklah mudah, namun di jaman milenials ini semua menjadi mudah, hanya dengan modal kamera handphone, tahu spot foto yang bagus, lalu mengupload foto makanan disertai kepsyen enak banget karena rempahnya kuat, atau enak karena porsinya banyak harganya pun murah dengan likers ribuan, komentar ratusan maka resmi sudah seorang mendapatkan jabatan sebagai foodies setelah itu  siap-siap mendapatkan tawaran endors dari pengusaha kuliner online. Gitu gak sih? 
            Namun menjadi seorang foodies sejati  dibutuhkan kejelian indra perasa yang sangat serius, serta  diimbangi dengan wawasan dunia dapur yang luas. Ia benar-benar mampu membedakan paduan bumbu apa saja di dalam makanan tersebut, proses pengolahan yang seperti apa sehingga mampu menyajikan rasa yang professional dan maknyus. Jangan anggap remeh, bahkan saya yang kuliah tata boga empat tahun pun belum sanggup mumpuni dalam ilmu itu.
            Bicara soal dunia per-mbadog-an sosok Pak Bondan memang tidak bisa dilupakan begitu saja, selalu melekat di hati serta pikiran, beliau bukan hanya seorang foodies tapi juga jago nyastra kuliner. Beliau selalu menggunakan kalimat yang menggelitik tapi cukup puitis dalam membahasakan makanan. Beliau sangat menjunjung tinggi masakan Nusantara. Misalnya diambil dari salah satu penggalan artikel tentang mie jawa halaman 31 di dalam bukunya yang berjudul Joglo Semar.
“Gagrak mie Jawa ini dimasak dengan telur bebek berbumbu dasar kemiri dan bawang putih. Ketiga elemen inilah yang bertanggung jawab atas aroma surgawi dan citarasa yang menggetarkan kalbu. Masuk angin dan flu pun wessewesewes terbirit-birit menyingkir dihalau kuah mie jawa.”
Maka tidak heran jika saya menyebutnya sebagai pakar sastra kuliner. Tak hanya itu kehadiran Pak Bondan sebagai pelopor tayangan wisata kuliner tersebut mampu memberikan informasi seputar makanan nusantara secara totalitas! Setiap mencicipi makanan, beliau selalu membandingkan rasa dari daerah ke daerah, pulau ke pulau. Misalkan, ketika membandingkan Coto Makassar dengan soto-soto di daerah lain dari segi tekstur dan persamaan rasa, padahal bumbu dasarnya sama, hanya ada beberapa penambahan rempah atau cara memasaknya yang berbeda. Informasi seperti itulah yang menurut saya pantas disebut progam tayangan wisata kuliner yang wajib ditonton untuk semua kalangan, semua umur, bukan hanya sekadar mengiming-imingi atau rekomendasi.
Menurut saya acara kuliner sekarang seperti kurang sehat bagi iman kami sebagai anak kost, uang pas-pasan. Nonton acara kuliner malah bikin pikiran runyam. Berbeda dengan tayangan kuliner yang disajikan oleh Pak Bondan, beliau mampu menjelaskan rasanya dengan detail, sehingga saya pun yang menonton sampai bisa bilang “oooh gitu rasanya..” Kami yang tidak memungkinkan berwisata kuliner karena saldo rekening yang masih suka menjerit,  belum bisa merasakan beragam kuliner daerah tapi cukup kenyang dengan informasi yang disampaikan. Setidaknya kenal dulu, incipnya bisa kapan-kapan. Yaaa,  enggak baper-baper amat lah jadinya…
            Tapi hari ini kita menyaksikan tayangan wisata kuliner hampir di semua stasiun televisi yang mohon maaf sebelumnya kalau kalimat ini menyinggung, tapi kan kata Pak Ustadz enggak boleh jadi kaum munafik. Jadi akan saya katakan sejujurnya bahwa tayangan wisata kuliner sekarang itu SANGAT TIDAK BERBOBOT. Kebanyakan hanya menampilkan host yang good looking atau wajah-wajah kocak, yang setiap gerakannya menggugah tawa, namun ketika makanan telah tersantap sempurna di mulutnya komentarnya cukup enak atau enak banget dengan alasan yang kurang detail, yaa hanya komentar :
“Hmmm Rempah-rempahnya kuat sekali. Enak… enak… cobain deh. Kalian harus coba kalau ke sini. Wajib coba!” mulutnya sambil sibuk mengunyah, setelah itu kru menshoot host yang sedang lahap makan dan gue... yang imannya masih setipis kulit bawang ini cuman bisa garuk-garuk tembok.   
            Buatinku, boro-boro nyobain… …urip ora mung mampir mbadog thok, Mas…
            Tak ada yang bisa menggantikan kiprah Pak Bondan dalam sejarah dunia perkulineran, karena ilmu dapur itu meskipun terlihat sepele tapi rumit mempelajarinya, indra perasa dan indra penciuman harus tajam, harus jeli. Menjunjung tinggi dunia kuliner sebagai roda kehidupan alam semesta adalah naluri seorang foodies, terlebih makanan nusantara yang kental dengan bumbu-bumbunya yang pekat lagi kuat, yang tidak hanya menyedapkan masakan tapi banyak khasiat yang terkandung dalam bumbu rempah-rempahnya yang menyehatkan. Namun aku punya alasan untuk tetap mencintai Indonesia apapun yang terjadi, meski suka geram lihat orang masih aja suka buang sampah sembarangan, disiplin menjadi suatu kemewahan, dan budaya tertib yang masuk dalam katagori langka, ya.. rempah-rempah serta kesuburan tanah Indonesia inilah yang membuatku tetap bersyukur menjadi warga negara aslih Indonesia. rempah-rempah adalah jati diri Indonesia yang pernah menjadi rebutan negara tetangga. 
Semoga tayangan dunia kuliner Indonesia bangkit dengan melahirkan foodies berkualitas dan cadas menangkap citarasa.
ingin berkata
akuuu bisaa lhoooh..
aah tapi siapalah aku... cuma remahan rengginang didalam toples kongghuan. 

#kuliner #wisatakuliner #foodies #foodblogger

You Might Also Like

18 comments

  1. Iya jadi Foodies sejati bukan asal icip asal jepret juga memberikan informasi dengan jujur kepada followersnya apa yang ia makan, apalagi jika bahaya di konsumsi dibilang enak.

    BalasHapus
  2. memang harusnya kalau mau jadi host acara icip-icip itu dites dulu kali ya kepekaan lidahnya terhadap bumbu. jadi nggak cuma bisa bilang enak doang. ini nih alasan kenapa aku susah banget ngereview tempat makanan atau makanan. soalnya aku indera perasanya kurang peka

    BalasHapus
  3. Hihi... emang sih, ujung-ujungnya persuasif. Acara kuliner sama traveling itu tontonan wajid deh kalo week end ^^

    BalasHapus
  4. Kalau saya lihat memang foodies di televisi kurang details memaparkan kandungan isi makanan. Memang Pak Bondan belum bisa ada yang menyaingi. Tidak bisa sembarangan sekarang ini untuk menjadi seorang foodies

    BalasHapus
  5. Ember.. kebanyakan pesan sponsor dan bukan benar-benar foodies sejati.
    Eh, mak, saya dukung mak jadi foodies deh, coba upload di yutub ya mak.. nanti saya tonton.

    Tidak hanya cocok untuk lansia, aku pernah pakai popok merek ini pasca lahiran, saat sedang nifas dan banyak sekali. Kalau pakai pembalut sebagus apapun, ga mempan, langsung bocor dan buru2 ganti, tapi kalau pakai ini, amaaannnn...

    Oya, mampir-mampir ya kak ke blogku : www.feylovechandra.wordpress.com

    salam hangat dari fey yang selalu hangat ^_^
    (emang microwave ~) hahaha

    BalasHapus
  6. Coba bikin apa aja nama programnya biar kita ya kita yang penasaran bisa nonton tuhrogram

    BalasHapus
  7. Banyak orang makan dan minum sambil berdiri. Kalau agama lain tidak tahu boleh makan dan minum sambil berdiri. Terus untuk acara kuliner iya tapi memang tidak syariyah. Barang kali ada acara kuliner tapi bernuansa islami. Apalagi Ramadhan bisa disimak tuh (good break 😁👍)

    BalasHapus
  8. Buat program sendiri mbak.. manfaatkan Youtube 😊😊

    BalasHapus
  9. Bener juga y mbk ya, emang kebayakan yg host kulineran, bukan fakar nya. Bnyak yg Unggul penampilan aja.

    BalasHapus
  10. Jadi kepo bukunya Pak Bondan. Aku setuju denganmu Mb Utha, ilfeel aku nonton acara kuliner seperti itu.

    BalasHapus
  11. Saya ga pernah nonton tipi.lagi. beneran ga tau program yang mana yang dimaksud hihi mengaminkan doa mbak utha moga ada program kuliner yg lebih cadas dan bagus lagi

    BalasHapus
  12. kok aku setuju banget sih mbak... beberapa kali nonton acara TV yg ttg travelling plus kuliner komennya cm enak atau enak banget.. lha dalah.. enaknya tu gimanaaa... jd ya malah kayak akting doang ga menjiwai iicip icipnya

    BalasHapus
  13. Ayo, Utha. Daftar jadi host kuliner. Tak dukung:)

    BalasHapus
  14. Yuk bikin program kuliner Utha . Bisa via YouTube..

    BalasHapus
  15. Artikel opo Iki??? Bacanya kok bikin aku lapaaaar hahaha. Padahal gak ada banyak foto kuliner nya. Tapi emang betul pak Bondan memang mantap mendeskripsikan makanan. Saya juga jadi belajar tentang mendeskripsikan makanan lewat beliau

    BalasHapus
  16. Aku sih suka nonton acara kulinernya. Sebab kalo bilang soal rasa ya susah kan aku ga nyicip. Paling ga ada info lainnya juga yang bisa diambil. Misalnya daerahnya. Bahan. Tampilan. Dan ide bisnis juga

    BalasHapus
  17. nah setujuuuu, mending pake foodblogger yang lebih berpengalaman soal rasa ya :D

    BalasHapus

Makasih sudah main, ambil yang baik-baik dari postingan ini, yang jelek tinggal ngopi aja..